Nama : Nurmawaty Hutabarat
NIM : 140121023
Prody : TI –VII – Reguler Sore
M.K : Pengolahan Citra
- Pendeteksian tepi dengan berbagai operator yaitu :
-
Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mendeteksi
tepi menggunakan beberapa
operator, antara lain :
2.
a. Citra Digital
•
Citra
digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), harga x
dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap
titik (x,y) merupakan tingkat kecemerlangan ataui ntensitas cahaya citra pada
titik tersebut;
•
Citra
digital adalah citra f(x,y) dimana dilakukan diskritisasi koordinat spasial (sampling)
dan diskritisasi tingkat kecemerlangannya/keabuan (kwantisasi);
•
Citra
digital merupakan suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan
suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen
gambar/ piksel/ pixel / picture element / pels) menyatakan tingkat keabuan pada
titik tersebut.
b. Digitalisasi Citra
Ada2
proses digitalisasi yakni:
•
sampling
merupakan proses
pengambilan nilai diskrit koordinat ruang (x,y) dengan melewatkan citra melalui
grid (celah)
•
Kuantisasi
merupakan proses
pengelompokkan nilai tingkat keabuan citra kontinu kedalam beberapa level atau
merupakan proses membagi skala keabuan (0,L) menjadi G buah level yg dinyatakan
dengan suatu harga bilangan bulat (integer),
•
dinyatakan
sebagai G = 2mG : derajat keabuan, m : bil bulat positif
•
Citra
digital berukuranN x M dinyatakan dg matriks yg berukuran N baris danM kolom
• Berarti penyimpanan untuk citra digital
yg disampling dg N x M piksel dan dikuantisasi menjadi 2 m level
derajat keabuannya membutuhkan memori N x M x m
c. Persamaan Citra Digital
3.
Metode Pemampatan Citra Digital(fractal
image compression) adalah metode lossy compression yang relatif baru. Metode
ini mengeksploitasi kemiripan bagian-bagian di dalam citra dan menghitung
transformasi yang memetakan bagian-bagian citra yang memiliki kemiripan
tersebut.
4.
Pendeteksian tepi(Edge detection) yaitu: Analisis citra pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan :
ekstraksi ciri (feature extraction), segmentasi, dan klasifikasi. Faktor kunci dalam mengekstraksi ciri
adalah kemampuan mendeteksi keberadaan tepi (edge) dari objek di dalam
citra. Setelah tepi
objek diketahui, langkah lanjutnya dalam analisis citra adalah segmentasi,
yaitu mereduksi citra menjadi objek atau region, misalnya memisahkan
objek-objek yang berbeda dengan mengekstraksi batas-batas objek (boundary).
Langkah terakhir dari analisis citra adalah klasifikasi, yaitu memetakan
segmen-segmen yang berbeda ke dalam kelas objek yang berbeda
Contoh jenis tepi adalah :
5.
a. Resolusi Citra
Menentukan seberapa dekat citra tsb
dengan asal (kontinu). Dikenal:
resolusi spasial dan resolusi kecemerlangan, berpengaruh pada besarnya
informasi citra yang hilang. Transformasi
data analog yang bersifat kontinue ke daerah intensitas diskrit disebut
kwantisasi. Bila intensita spiksel berkisar antara 0 dan 255 resolusi
kecemerlangan citra adalah 256. Resolusi spasial: halus/ kasarnya
pembagian kisi-kisi baris dan kolom. Transformasi citra kontinue ke citra
digital disebut digitisasi (sampling).
Hasil digitisasi dengan jumlah baris 256 dan jumlah kolom256 –resolusi
spasial 256 x 256. Resolusi
kecemerlangan (intensitas/ brightness):
halus/ kasarnya pembagian tingkat kecemerlangan.
b. Resolusi Spasial-Sampling terdiri
dari Sampling Uniform
dan Non-uniform
• Sampling Uniform mempunyai spasi (interval) baris dan
kolom yang sama pada seluruh area sebuah citra.
Proses sampling melalui celah yg berukuran sama.
• Sampling Non-uniform bersifat adaptif tergantung
karakteristik citra dan bertujuan untuk menghindari adanya informasi yang
hilang. Daerah citra yang mengandung detil yang tinggi di-sampling secara lebih
halus.
c. Kuantisasi
Uniform, Non Uniform dan Tapered
• Kuantisasi Uniform mempunyai interval pengelompokan
tingkat keabuan yang sama (misal: intensitas1 s/d 10 diberinilai 1,
intensitas11 s/d 20 diberinilai2, dstnya).
• Kuantisasi Non-uniform: Kuantisasi yang lebih halus
diperlukan terutama pada bagian citra yang menggambarkan detil atau tekstur
atau batas suatu wilayah obyek, dan kuantisasi yang lebih kasar diberlakukan
pada wilayah yang sama pada bagian obyek.
• Kuantisasi Tapered: bila ada daerah tingkat keabuan yang sering muncul
sebaiknya di-kuantisasi secara lebih halus dan diluar batas daerah tersebut
dapat lebih kasar(local stretching).
6.
Defenisi fractal
Fraktal adalah benda geometris yang
kasar pada segala skala, dan terlihat dapat "dibagibagi“ dengan cara yang
radikal. Fraktal dikatakan memiliki detil yang tak hingga dan dapat memiliki
struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang berbeda.
7.
Pendekatan Region Based yaitu : Kekurangannya:
belum tentu menghasilkan wilayahwilayah yang bersambungan
Prosedur:
-
Memerlukan
criteria of uniformity (kriteria)
-
Memerlukan
penyebaran seeds atau dapat juga dengan pendekatan scan line
-
Dilakukan
proses region growing.
Konsep Dasar Region Based
Contoh :
8.
a. Histogram Citra
Histogram citra adalah grafik yang
menggambarkan penyebaran nilai-nilai intensitas pixel dari suatu citra
atau bagian tertentu di dalam citra. Dari sebuah histogram dapat diketahui
frekuensi kemunculan nisbi (relative) dari intensitas pada citra tersebut.
Histogram juga dapat menunjukkan banyak
hal tentang kecerahan (brightness) dan kontas (contrast) dari
sebuah gambar. Histogram adalah alat bantu yang berharga dalam pekerjaan
pengolahan citra baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
b. Algoritma Histogram
• Citra masukan mempunyai 256 derajat
keabuan yang nilai-nilainya dari 0 sampai 255. Intensitas pixel disimpan di
dalam Image[0..N-1][0..M-1], sedangkan histogram disimpan di dalam tabel
Hist[0..255]
9.
Kurva bongkahan salju Koch yaitu : Sebuah fraktal snowflake Koch dibentuk dengan membuat
penambahan secara terus menerus bentuk yang sama pada sebuah segitiga sama
sisi. Penambahan
dilakukan dengan membagi sisi-sisi segitiga menjadi tiga sama panjang dan
membuat segitiga sama sisi baru pada tengah-tengah setiap sisi (luar). setiap
frame menunjukkan lebih banyak kompleksitas, namun setiap segitiga baru dalam
bentuk tersebut terlihat persis seperti bentuk semula. Refleksi bentuk yang
lebih besar pada bentuk-bentuk yang lebih kecil merupakan karakteristik semua fractal. Secara teoritis proses tersebut akan meng-hasilkan sebuah
gambar yang luasnya ber-hingga namun dengan batas yang panjangnya tak
berhingga, yang terdiri atas tak berhingga titik. Dalam istilah matematika, kurva demikian tidak dapat
diturunkan (dideferensialkan). Setiap
tahap pembentukan, panjang sisi-sisinya bertambah dengan rasio 4 banding 3. Ahli matematika Benoit Mandelbrot telah
menggeneralisasi istilah dimensi, disimbolkan dengan D, untuk menyatakan
pangkat pada bilangan 3 yang menghasilkan 4, yakni 3D = 4. Dimensi fraktal
snowflake Koch, dengan demikian, adalah log 4/log 3 atau mendekati 1,26.
10. Penjelasan gambar
yaitu :
• Dengan menggunakan
notasi pada Octave dan MATLAB, citra dinyatakan dengan f(y, x). Sebagai contoh, citra yang berukuran 12x12 yang terdapat
pada Gambar Slide 6 (a) memiliki susunan data seperti terlihat pada Gambar
2.2slide 6 (b) menunjukkan contoh penotasian f(y,x).
• Berdasarkan gambar tersebut maka:
f(2,1) bernilai 6
f(4,7) bernilai 237
• Pada citra berskala keabuan, nilai
seperti 6 atau 237 dinamakan sebagai intensitas.
Link Terkait :
2.
jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/download/91/55/